KARYA
TULIS
Manfaat
Pare
( Momordica charantia
L. )
sebagai Obat Batuk
Kering
Diajukan dalam
Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
Kelas XI Semester II
Tahun
Pelajaran 2012
/ 2013
Disusun Oleh :
Anisa
Yahya Fitri
NIS
: 5539
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA
DAN OLAHRAGA
SMA NEGRI 1
KUTOWINANGUN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era sekarang lingkungan semakin jauh dari
kata sehat dikarenakan tidak adanya kesadaran manusia untuk menjaga alam
menyebabkan terjadinya berbagai jenis penyakit yang menyerang kita. Jika
penyakit sudah menyerang maka kita akan mencari obat yang bisa menyembuhkan
rasa sakit tersebut. Karena
tuntutan kehidupan yang semakin maju menyebabkan pola
berpikir masyarakat sangat singkat. Mereka lebih memilih
pengobatan yang praktis dengan membeli obat-obatan di warung-warung tanpa
mengetahui jenis obat yang menggunakan bahan kimia dan memiliki efek samping
yang membahayakan bagi kesehatan. Mereka tidak
memikirkan dampak negatif apabila obat yang mengandung bahan kimia
digunakan secara terus menerus akan membahayakan bagi mereka.
Banyak orang yang belum mengetahui jika meminum
obat kimia bukannya menyembuhkan penyakit tapi malah membuat kita semakin
sakit. Apabila kita mengkonsumsi obat yang mengandung bahan kimia
maka memberikan pengaruh terhadap tubuh manusia. Faktanya semakin sering kita
memakai obat-obatan mengandung bahan kimia, makin resisten (menolak dan kebal)
pula tubuh dan penyakit melawan pengobatan yang diberikan. Jika pengobatan yang
mengandung bahan kimia ini diteruskan akan mengakibatkan kerusakan yang fatal
bahkan dapat menyebabkan kematian. Akan tetapi masih banyak
orang yang belum mengetahui hal tersebut.
Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia sudah
menggunakan obat-obatan herbal untuk menyembuhkan suatu penyakit, namun karena
zaman yang semakin maju, saat ini jarang sekali masyarakat yang masih
menggunakan obat herbal untuk menyembuhkan penyakitnya. Kebanyakan masyarakat
saat ini lebih mengiginkan yang praktis-praktis begitu juga dalam memilih obat
untuk menyembuhkan penyakitnya. Sebenarnya lebih baik mengunakan obat herbal
yang dihasilkan dari tanaman di sekitar kita untuk dijadikan obat alternatif
suatu penyakit, karena obat herbal lebih ampuh dan mujarab, juga lebih aman dan
minim efek samping. Tanaman yang dapat di jadikan obat alternatif salah satunya
adalah pare.
Pare merupakan sayuran yang daun,
akar, dan batang mudanya sering dimanfaatkan untuk obat. Siapa sangka dibalik
rasanya yang pahit, pare menyimpan sejuta manfaat untuk kesehatan tubuh
manusia. Tanaman ini mudah ditemukan dan harganya
relatif murah.
Pare merupakan salah
satu alternatif dalam penyembuhan batuk
kering. Jenis pare yang baik dikonsumsi adalah jenis pare
hijau atau pare kodok, karena pare mengandung mengandung senyawa
lutein dan likopen yang berkhasiat sebagai antibiotik, antivirus, antioksidan,
antikanker, perangsang produksi insulin, penyeimbang tekanan darah, dan
perangsang nafsu makan. Batuk kering dapat
diakibatkan oleh infeksi virus atau flu yang belum lama terjadi,
bakteri, dipicu oleh terhirupnya partikel-partikel makanan, asap atau uap
iritan, perubahan suhu udara, debu-debu serta asap rokok. Selain
itu, pare juga kaya protein, vitamin A, dan vitamin C yang dapat
menyembuhkan batuk kering.
Karena jika seseorang kekurangan protein, vitamin A, vitamin C dan Seng
(antioksidan) akan memicu seseorang terkena batuk kering. ( Dr. Muljono
Wirjodiardjo ).
Batuk kering menimbulkan gejala
iritasi, rasa kering, dan gatal pada tenggorokan yang akhirnya bisa menimbulkan
radang tenggorokan apabila tidak segera diobati. Batuk kering yang
sangat berat dapat menyebabkan suara serak, sampai hilang. Batuk kering
merupakan pertanda adanya gangguan kesehatan, seperti asma, refleks
gastroesofagus (GERD) atau gagal ginjal.
Namun, hal ini amat disayangksan
karena masyarakat masih belum
memanfaatkan tanaman pare sebagai obat alternatif batuk kering yang lebih ampuh dan mujarab, juga lebih aman dan minim efek samping.
Ketidaktahuan masyarakatlah yang menyebabkan ini terjadi. Berdasarkan pemikiran terebut,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitiaan
tentang manfaat buah pare sebagai obat alternatif batuk kering.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan data – data
yang penulis paparkan di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara
lain :
1.
Bagaimana memanfaatkan buah pare (Momordica charantia L .)
sebagai obat batuk kering ?
2.
Apa kelebihan, dan kekurangan tanaman
pare (Momordica charantia L .) sebagai obat batuk
kering
?
3.
Apa batuk kering itu ?
4.
Apa saja manfaat pare ( Momordica charantia L .) ?
1.3 Tujuan penelitiaan
Penelitian
ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui
deskripsi tentang pare ( Momordica charantia
L. )
2.
Mengenalkan
kepada masyarakat tentang manfaat dari buah pare sebagai obat batuk
kering
3.
Mengetahui
berbagai macam manfaat pare.
1.4 Manfaat
penelitian
1. Memberikan pengetahuan
bagi masyarakat tentang manfaat buah pare yang dapat mengobati batuk
kering
2. Menambah wawasan tentang berbagai macam
manfaat pare
3. Menginformasikan
kepada masyarakat untuk kembali ke alam “back
to nature”.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan dan penyelesaian karya tulis ini,
penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1.
Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mencari mencari informasi melalui
buku-buku sebagai referensi dalam karya tulis ini. Buku-buku yang digunakan
merupakan buku yang terkait dengan masalah yang dibahas.
2.
Penelitian
Langkah ini dilakukan untuk menguji kebenaran dari masalah yang dibahas.
Cara ini digunakan oleh penulis dengan mengunakan alat-alat sederhana dengan
tujuan agar masyarakat dapat mengikutinya.
3.
Jelajah Dunia
Maya
Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memperoleh data-data yang tidak
didapatkan sewaktu studi pustaka dan penelitian. Cara ini dilakukan dengan
mencari data-data melalui website yang terkait dengan masalah yang dibahas.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi uraian mengenai latar belakang penulisan,
rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan
olah penulis dalam menyusun karya tulis ini.
BAB II TELAAH PUSTAKA
Berisi uraian
mengenai manfaat tanaman pare secara umum, deskripsi tanaman pare, daerah
penyebaran tanaman pare, jenis atau varietas pare, syarat tumbuh pare,
kandungan zat-zat penting dalam tanaman pare, pemanfaatan tanaman pare, dan
penyakit batuk.
BAB III METODOLOGI
Berisi uraian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yaitu
tempat, bahan, dan alat. Selain itu diuraikan metode-metode dari pembuatan dan
pengujian ramuan obat batuk kering yang terbuat dari pare.
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi
uraian mengenai pembahasan dari pembuatan dan pengujian
ramuan obat batuk kering yang
terbuat dari buah pare dan kelebihan
dan kekurangan obat herbal pare sebagai obat batuk kering.
BAB V PENUTUP
Berisi uraian mengenai
kesimpulan dari penelitian yang dilakukan penulis dan saran-saran penulis untuk
masyarakat maupun pemerintah.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Tanaman Pare
Pare
( Momordica charantia L. )
adalah tanaman yang terkenal dengan rasa buahnya yang pahit. Penyebab rasa
pahit pada buah pare adalah suatu zat yang disebut kukerbitiin. Dibalik rasa pahit tersebut tersimpan berbagai manfaat
yang berguna bagi manusia. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman
pare antara lain :
·
Buahnya dimanfaatkan sebagai
obat batuk, gangguan pencernaaan, obat malaria, penyakit kuning, dan merangsang
nafsu makan.
·
Daunya dimanfaatkan
untuk menyembuhkan batuk, menurunkan panas, mematikan cacing kremi, mengobati
bisul, mengobati mencret untuk balita, meringankan penyakit sipilis dan untuk
membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan.
·
Bijinya sebagai atioksidan yang cukup kuat yang dapat menghambat pembentukan sel
kanker,mencegah penuaan dini.
·
Akarnya dimanfaatkan untuk mengobati disentri,
amuba, dan wasir.
·
Sebagai sayur, pare dapat dimakan dalam bentuk
lalap, osemg-oseng, gado-gado, dan sebagainya.
2.1.1 Deskripsi Tanaman Pare
Pare
merupakan jenis tanaman semak semusimyg tumbuh menjalar
atau merambat dengan mengunakan sulur yang panjang . Sulur tumbuh di samping daun yang
sering membentuk spiral. Akarnya berupa akar tunggang berwarna putih. Struktur
batang pare tidak berkayu. Batangnya
mempunyai alat pembelit yang terletak di dekat daun.
Batang tegaknya berusuk lima dan berwarna
hijau. Batang
mudanya berambut dan akan menghilang
setelah tua. Daun pare berbentuk bulat telur, berbulu, dan berlekuk. Susunan tulang daunya
menjari. Tangkai daun tumbuh dari ketiak daun. Panjang tangkai daunya mencapai
7- 12 cm.
Daunya berwarna hijau tua dibagian permukaan atas dan
permukaan bawahnya berwarna hijau muda atau kekuningan. Letak daun pare
berseling dengan panjang tangkai 1,5- 5,3 cm. Buahnya buni, bulat telur memanjang,
warna hijau, kuning sampai jingga, dan rasanya pahit. Permukaan
buahnya berbintil-bintil. Bijinya keras, berwarna cokelat kekuningan pucat,
bentuknya pipih memenjang.
Bunga pare tumbuh dari ketiak daun dan berwarna kuning
menyala. Bunga pare terdiri dari bunga jantan
dan bunga betina yang berduri temple, halus, dan berambut. . Panjang tangkai bunga jantan mencapai 2-5,5
cm. Sedangkan tangkai bunga betina panjangnya 1-10 cm. Kelopak bunga berbentuk lonceng, berusuk banyak, berlekatan, dan bertaju lima. Mahkota bunganya berwarna kuning dan
berlekatan. Tabung mahkotanya bersatu dengan tabung kelopak. Panjang tangkai
bunga jantan mencapai 2-5,5 cm. Sedangkan tangkai bunga betina panjangnya 1-10
cm.
Tanaman ini mempunyai bau yang khas
yaitu langu. Rasa buahnya juga khas, yaitu pahit. Meskipun hampir semua buah
pare rasanya pahit, namun tingkat kepahitannya berbeda-beda. Tanaman pare
sangat mudah dibudidayakan dan tumbuhnya tdak tergantung pada musim. Tanaman
ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di
tempat-tempat yang agak terlindung. Pare biasanya ditanam di lahan pekarangan/ tegalan/ sawah bekas padi sebagai tanaman
sela pada musim kemarau.
Pare merupakan anggota famili
Cucurbitaceae dan tergolong tanaman herba berumur satu tahun atau lebih yang
tumbuh menjalar atau memanjat. Pare adalah genus dari sekitar 60 spesies
tanaman herbal musiman atau bisa juga dikategorikan dalam golongan semak-semak
kecil (perdu) dengan penyebaran yang jarang dalam keluarga. Sebagian besar spesies dalam suku ini
menghasilkan minyak pada bunganya dan dikunjungi oleh penyerbuk dalam suku
Ctenoplectrini apid. Di Indonesia pare mempunyai nama ilmiah Momordica charantia.
Gambar 2. Daun dan bunga pare
Tabel 1. Klasifikasi ilmiah pare
Kingdom
: Plantae
|
Kelas :
Magnoliopsida
|
Sub Kelas : Dilleniidae
|
Subkingdom : Tracheobionta
|
Super Divisi : Spermatophyta
|
Divisi :
Magnoliophyta
|
Ordo : Violales
|
Family : Cucurbitaceae
|
Genus
: Momordica L
|
Species :
Momordica charantia L
|
2.1.2 Daerah Penyebaran
Tanaman pare merupkan tanaman asli dari daerah tropis
Afrika dan subtropis Asia serta Australia. Tanaman ini tersebar hampir di
seluruh belahan dunia khususnya yang beriklim tropis dan subtropis. Di
Indonesia tanaman ini di temukan di Jawa, Madura, Bali, dan Makasar. Saat ini tanaman pare sudah
dibudidayakan di berbagai daerah di wilayah Nusantara. Umumnya, pembudidayaan
dilakukan sebagai usaha sampingan.Biasanya
ditanam di lahan pekarangan/ tegalan/ sawah bekas padi sebagai tanaman sela
pada musim kemarau.
Kisaran daerah penyebaran tanaman
pare 300 LU dan 300
LS menyebabkan Indonesia sebagai salah satu Negara pemroduksi pare. Indonesia
yang memiliki batas astronomi 60 LU – 110 LS berpotensi
sebagai Negara penghasil pare.
Sebutan pare di berbagai negara
antara lain : balsam pear ( Inggris ), margose
( Prancis ), cundiamor ( Spanyol ), tita kerala (
India ), ampalaya ( Filipina ), peria ( Malaysia), pavakai ( Srilanka ), fu kwa
( Korea ), kiiuri ( Jepang ).
Di Indonesia ada beberapa sebutan
untuk tanaman pare di berbagai daerah
antara lain : pare ( Jawa ), periu ( Gayo ), peria ( Toba ), foria ( Nias),
kambeh/ peria ( Minangkabau ), paria ( Sunda ), pepareh ( Madura ), paria ( Bali ), paita ( Sumba ), paliek ( Roti ),
belenggede ( Gorontalo ), pania ( Timor ), paria ( Makasar/ Bugis ), papare (
Ternate ), papare ( Halmahera ), peria ( Melayu ).
2.1.3 Jenis ( Varietas )
Ada
3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare belut.
1. Pare Gajih (
Pare putih )
Pare gajih
paling banyak dibudidayakan dan disukai. Pare ini biasa disebut pare mentega
atau pare putih. Pare ini berasal dari India dan
Afrika. Pada abad ke-17 menyebar ke Brazil dan sekarang telah menyebar ke Asia
Tenggara, Cina, dan Karibia. Ciri-ciri pare gajih adalah sebagai berikut :
Ø Buah
berbentuk bulat panjang, berukuran besar (30-50 cm), dan berwarna putih
kekuningan.
Ø Permukaannya
berbintil-bintil besar, dan dagingnya agak tebal.
Ø Berat tiap
buah rata-rata 250-500 gram.
Ø Rasa buah
tidak begitu pahit.
2.
Pare Hijau ( Pare kodok )
Pare hijau paling mudah pemeliharaanya. Tanpa lanjaran atau para-para,
tanaman ini sanggup berproduksi, asalkan di permukaan tanahnya diberi jerami
untuk meletakan buah.
Pare hijau berasal dari daerah tropis, tepatnya India dan Afrika.
Tanaman ini mulai menyebar ke Brazil pada abad XVII – XVIII. Sekarang daerah
penanamanya telah meliputi Asia Tenggara, Cina, dan Karibia. Ciri-ciri pare
hijau adalah sebagai berikut ;
Ø Buah berbentuk
lonjong, kecil, dan berwarna hijau.
Ø Permukaan
buah berbintil-bintil agak halus.
Ø Rasa buah
pahit. Pare hijau ini banyak macamnya, di antaranya adalah pare ayam, pare
kodok, dan pare alas atau pare gingge. Dari berbagai macam tersebut, yang sering ditanam adalah pare ayam. Buah
pare ayam mempunyai panjang antara 15-20 cm. Sedangkan pare gingge bentuk
buahnya kecil (hanya sekitar 5 cm), rasanya paling pahit dibandingkan pare
lainya, dan daging buahnya paling tipis.
3.
Pare Belut ( Pare ular )
Pare belut disebut juga pare ulo, pare lindung.
Disebut pare belut karena bentuknya memanjang seperti belut. Pare belut tidak
termasuk dalam jenis Momordica sp, melainkan
tergolong dalam jenis Trichosanthus
anguina L. Meskipun demikian orang sudah terbiasa memasukkanya ke dalam
kelompok pare. Seperti jenis pare lainya, pare belut ini juga mudah
dibudidayakan. Jika tidak ada para-para, batangnya dapat dirambatkan dip agar,
pohon, atau dinding rumah.
Pare ini berasal dari India dan sekarang telah
tersebar ke Asia Tenggara, Jepang, Cina, Afrika Barat, Karibia, Amerika, dan
Australia. Ciri-ciri pare belut adalah sebagai berikut :
Ø Buah berbentuk bulat dengan panjang antara 30-110 cm
dan berdiameter 4-8 cm.
Ø Permukaan kulit buahnya berwarna belang-belang yaitu
hijau keputih-putihan mirip dengan kulit ular.
Ø Rasa daging buahnya tidak begitu pahit.
2.1.4 Syarat Tumbuh
Tanaman pare memiliki daya
adaptasi yang cukup tinggi. Tanaman ini bisa menyesuaikan diri terhadap keadaan
iklim yang berlainan ( tahan terhadap suhu dan curah hujan yang tinggi ). Oleh
karena itu pare dapat ditanam ditempat yang berhawa panas dan dingin. Disamping
itu tanaman ini juga dapat hidup sepanjang tahun, baik di musim hujan maupun
musim kemarau. Karena hal inilah pare selalu tersedia di pasaran setiap saat.
Meskipun pare memiliki daya adaptasi yang tinggi, tetapi hasilnya akan
lebih memuaskan jika ditanam di tempat yang terbuka dan kering, drainase dan
aerasinya baik, serta tanahnya gembur dan banyak mengandung bahan organik
(humus).
Tanaman pare pada umumnya dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik didaerah dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter
dari permukaan air laut. Suhu yang ideal adalah 180C – 240C, penyinaran matahari penuh dan tidak
ternaungi. Hampir semua jenis tanah pertanian cocok untuk budidaya tanaman
pare. Tanah yang cenderung asam
justru disukainya sehingga tidak perlu dilakukan pengapuran. Namun tanah yang paling baik adalah
tanah lempung berpasir dengan kandungan bahan organik yang cukup, drainase yang
baik dengan tingkat keasaman atau pH tanah 5 – 6.
2.2 Kandungan gizi
dalam Tanaman Pare
Ternyata
dibalik rasanya yang pahit, pare menyimpan sejuta manfaat untuk kesehatan tubuh
manusia salah satunya yaitu untuk penyembuhan batuk kering, karena tanaman ini
mengandung mengandung senyawa
lutein dan likopen yang berkhasiat sebagai antibiotik, antivirus, antioksidan,
antikanker, perangsang produksi insulin, penyeimbang tekanan darah, dan
perangsang nafsu makan. Batuk kering dapat
diakibatkan oleh infeksi virus atau flu yang belum lama terjadi,
bakteri, dipicu oleh terhirupnya partikel-partikel makanan, asap/uap iritan,
perubahan suhu udara, debu-debu serta asap rokok. Selain
itu, pare juga kaya protein, vitamin A, dan vitamin C yang dapat
menyembuhkan batuk kering.
Karena jika seseorang kekurangan protein, vitamin A, vitamin C dan Seng
(antioksidan) akan memicu seseorang terkena batuk kering.
Dibeberapa
Negara terutama Jepang, Korea dan China,
selain sebagai makanan, pare juga dimanfaatkan untuk pengobatan. Kadar kalsium
didalam pare tergolong tinggi, sehingga mampu menaikkan produksi sel-sel beta dalam pancreas untuk menghasilkan
insulin. Bila insulin
dalam tubuh mencukupi, mungkin kadar
glukosa membanjir dapar dicegah, sehingga kadar glukosa dalam darah akan
menjadi normal atau menjadi terkontrol.
Belum
lama ini, Prof. Lee-Huang dari Universitas New York juga menemukan zat yang luar
biasa pada pare, yakni senyawa anti HIV-AIDS. Zat ini dinamakan alpha-momorchorin, beta-momorchorin dan MAP 30
(Momordica antiviral protein 30). Zat berkhasiat ini banyak
terdapat pada biji pare tua.
Di
amerika sendiri, kapsul berisi bubuk biji pare sudah lazim dipasarkan. Obat
tersebut diakui dapat menahan laju perkembangan virus HIV-AIDS. Berkat terapi pare,para pengidap HIV-AIDS di Thailand dan Amerika serikat secara klinis tampak
lebih sehat dan berat badannya meningkat.
Tabel 2.
Kandungan gizi tiap 100 gram buah pare.
Zat
|
Buah Pare
|
Air
|
91,2 g
|
Kalori
|
29 g
|
Protein
|
1,1 g
|
Lemak
|
1,1 g
|
Karbohidrat
|
0,5 g
|
Kalsium
|
45 mg
|
Zat besi
|
1,4 mg
|
Fosfor
|
64 mg
|
Vitamin A
|
18 SI
|
Vitamin B
|
0,08 mg
|
Vitamin C
|
52 mg
|
Folasin
|
-
|
Tabel 3. Kandungan
gizi tiap 100 gram daun pare
Zat
|
Daun Pare
|
Air
|
80 g
|
Kalori
|
44 g
|
Protein
|
5,6 g
|
Lemak
|
0,4 g
|
Karbohidrat
|
12 g
|
Kalsium
|
264 mg
|
Zat besi
|
5 g
|
Fosfor
|
666 mg
|
Vitamin A
|
5,1 mg
|
Vitamin B
|
0,05 mg
|
Vitamin C
|
170 mg
|
Folasin
|
3 g
|
2.3 Manfaat Lain
Tanaman Pare
Manfaat lain dari tanaman pare untuk kesehatan adalah dapat menjadi penangkal sel kanker. Manfaat ini dapat
diperoleh karena pare mengandung zat lesichin yang dapat meningkatkan kekebalan
untuk menangkal perkembangan sel kanker. Tidak hanya itu, pare juga memiliki
kandungan beberapa zat yang dapat mencegah sel kanker. Sehingga bagi Anda yang
bukan penderita kanker dapat mengonsumsi pare untuk mencegah serangan kanker. Selain
sebagai penangkal sel kanker, manfaat pare untuk kesehatan yang lain adalah
untuk menurunkan kadar gula. Hal ini dikarenakan adanya zat insulin pada pare.
Beberapa
zat dalam pare mampu membantu proses perombakan glukosa menjadi energi sehingga
kondisi kadar gula yang berlebih dapat dicegah. Beberapa manfaat
pare bagi kesehatan yaitu dapat memperlancar proses pencernaan dan
mengatasi sembelit karena kandungan seratnya yang banyak. Pare juga memiliki
kandungan vitamin C,
kalium, dan karoten. Vitamin C dalam pare juga bermanfaat
untuk memperkuat daya tahan tubuh, menjaga kulit dari sinar ultra
violet, dan mencegah kerutan di wajah. Zat karoten sangat berguna untuk
kesehatan mata. Sedangkan zat kalium dapat mengatasi
hipertensi.
Berikut adalah beberapa khasiat tanaman
herbal pare :
- Khasiat buah
§
Sebagai obat herbal disentri : Sediakan
buah pare segar, cuci lalu potong-potong, tambahkan 1/4 gelas air bersih, lalu
blender, seduh dan peras. Minum 2 x sehari.
§
Sebagai obat herbal kencing manis : 2 buah
pare dicuci dan dilumatkan. Tambahkan 1/2 gelas air bersih. Aduk dan peras.
Minum sehari sebanyak 1 ramuan, dilang selama 2 minggu.
§
Memperlancar ASI : 1 buah pare dicuci
bersih, lalu rebus beberapa menit. Dipakai sebagai lalapan.
§
Sebagai obat herbal bisul : Buah pare
dipakai sebagai obat luar. Ambil satu buah pare segar lantas dikematkan.
Ulaskan pada bagian yang terkena bisul.
§
Sebagai obat herbal Bronkitis : 2-3 buah
pare, ambil sarinya, tambahklan 1 sdm madu, minum sehari sekali selama 3 bulan.
- Khasiat daun :
§
Penyubur rambut anak : Ambil beberapa
helai daun pare segar, cuci bersih lalu remas-remas. Oleskan kekulit kepala
anak.
§
Sebagai obat herbal batuk : pilih 7 helai
daun pare segar, seduh dengan 2 sdm air bersih. Peras dan saring. Minum 2 x
sehari.
§
Sebagai obat Wasir : 5 daun pare, tambah
1/4 gelas air. Didihkan dan peras. Ambil 3 sdm air perasan ini, lalu dicampur
dengan segelas yoghurt cair. Minum setiap pagi.
§
Penyakit kulit : Buat 1
cangkir sari daun pare. Caranya, ambil 3 helai daun pare ditambah 1 1/2 cangkir
air. Didihkan dan peras. Campur air perasan berupa sari ini dengan 1 sdm air
jeruk. Minum 1 x dalam sehari.
§
Penambah ASI : Sediakan 2 daun pare lalu
panaskan beberapa saat. Kompreskan pada payudara.
§
Cacing kremi : 1 genggam diberi 1/4 air
bersih, lalu blender. Saring dengan kain kasa, jika perlu tambahkan sdikit
garamn, gula aren secukupnya, dan jeruk nipis. Minum aekali sehari 1/4 cangkir.
Lakukan selama seminggu.
§
Rabun malam : Sari daun pare dioleskan
disekitar mata.
§
Demam nifas : Ambil 3 daun pare
segar, cuci bersih dan lumatkan, tambahkan sedikit air adan sedikit garam lalu
seduh. Peras dan saring. Minum 2 x sehari sebanyak 1/2 gelas.
- Khasiat
Akar :
§
Disentri Amoeba : Ambil segenggam akar
pare, tambahkan segelas air bersih, didihkan dan peras. minum 1 x dalam sehari.
§
Ambeien : Akar pare cuci
bersih, lantas lumatkan. Oleskan ramuan ini pada ambeien.
2.4 Batuk
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh disaluran
pernapasan dan
merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh
terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya debu, asap atau uap iritan, asap rokok, dan sebagainya. Batuk terjadi karena
rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan
mengalirkan lewat syaraf
ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda
asing tadi, hingga terjadilah batuk.
Batuk tidak berdahak ( batuk kering )
Batuk yang tidak berproduksi
atau sering disebut dengan batuk kering merupakan batuk yang tidak disertai
dengan sputum, menimbulkan gejala iritasi, rasa kering, dan gatal pada tenggorokan yang
akhirnya bisa menimbulkan radang tenggorokan apabila tidak segera diobati. Batuk
kering yang sangat berat dapat menyebabkan suara serak sampai hilang. Batuk
kering adalah
batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari.
2.4.1 Penyebab Batuk Kering
·
Merokok :
Batuk kering sering dialami oleh orang-orang yang merokok. Orang-orang yang
terkena polusi udara juga menderita batuk kering.
·
Benda asing yang masuk kedalam saluran napas, mungkin ketika
kita tidak sengaja menghirup dan menelan benda asing, partikel-partikel makanan, asap atau uap
iritan, dan debu-debu.
·
Karena infeksi virus atau flu yang belum lama terjadi.
·
Kekurangan
protein, vitamin A, vitamin C dan seng (antioksidan).
·
Karena
terlalu banyak minum minuman dari olahan yang mengandung banyak gula, juga makanan dan minuman yang mengandung aneka
pengawet serta pewarna buatan.
·
Kondisi iklim: Batuk kering dapat juga disebabkan karena perubahan kondisi iklim.
Uap air di udara atau kelembaban rendah dapat menyebabkan iritasi di
tenggorokan.
·
Apabila imunitas atau daya tahan tubuh kita menurun, saat itulah virus atau bakteri dapat
dengan mudah menginfeksi saluran pernapasan atas dan menimbulkan batuk kering.
·
Gastroesophageal refleks Disease (GERD ) : Penyebab batuk kering yang mungkin
disebabkan oleh penyakit yang dikenal sebagai GERD (gastro esophageal reflux disease) atau asam refleks. GERD
adalah kelainan aliran keluar kembali makanan dan asam lambung ke
kerongkongan. Asam dari perut
perlahan-lahan merembes ke dalam kerongkongan sementara orang yang tidur datar.
Hal ini dapat memicu trakea
dan menyebabkan iritasi
.
2.4.2 Ciri-ciri batuk
tidak berdahak ( batuk kering ), yaitu :
Ø Batuk tanpa disertai dahak.
Ø Biasanya ada rasa kering dan gatal
ditenggorokan.
Ø Bila batuk disertai rasa sakit
ditenggorokan.
Ø Suara batuk mendengking.
Ø
Bunyi
batuk lebih ringan, terdengar di daerah tenggorokan.
BAB III
METODOLOGI
3.1
Tempat
dan Waktu Penelitian
Proses pembuatan obat alternatif dari buah pare dilaksanakan di halaman rumah penulis
di desa Kuwarisan, Kecamatan Kutowinangun.
Waktu pelaksanaanya dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2012.
3.2
Bahan
dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
:
a.
Buah pare
Dalam
penelitian ini buah pare digunakan sebagai bahan dari pembuatan obat batuk
kering.
b. Madu
Madu digunakan sebagai
pemanis agar rasa pahit pada air rebusan atau sari pare tidak terlalu terasa.
Rasa manis pada madu tidak membahayakan bagi penderita batuk, justru kekentalan
pada madu dapat melapisi dan melegakan tenggorokan.
3.2.2
Alat
Peralatan
yang digunakan untuk penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1.
Kompor
2.
Pisau
3.
Gelas
4.
Saringan
5.
Alat perebus
(wajan kecil)
3.3 Metode
Pembuatan Obat Batuk
Metode yang digunakan untuk membuat obat batuk kering adalah
dengan menggunakan cara sederhana dan inovasi dari penulis. Tujuanya agar cara
ini dapat ditiru oleh masyarakat dengan cara yang sama.
Tahapan pembuatan obat batuk kering yaitu :
a. Pengumpulan pare
Gambar 3. Pengumpulan pare
|
|
Buah pare adalah buah yang
populer, sehingga untuk mendapat buah pare sangat mudah. Biasanya pare ditanam di lahan pekarangan/ tegalan/ sawah bekas padi sebagai tanaman
sela pada musim kemarau. Selain itu pare juga banyak dijual dipasaran. Pare yang digunakan untuk membuat
obat batuk cukup 2 buah.
b. Pencucian
buah pare
Pare harus dicuci terlebih dahulu
sebelum direbus. Pencucin berfungsi untuk membersihkan pare dari
kotoran-kotoran.
|
|
Gambar 4. Pencucian buah pare
|
|
c. Pemisahan
biji pare
Gambar. 5 Pemisahan biji pare
|
|
Biji pare dipisahkan dengan dagingnya dengan cara membelah pare dan
keluarkan bijinya. Setelah memisahkan daging pare dari bijinya, kemudian daging pare diiris tipis-tipis dan
direbus.
e. Perebusan
pare
Pare direbus selama 15-20 menit
kedalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Gambar 6. Perebusan pare
f. Penyaringan
Setelah daging pare direbus kemudian disaring menggunakan saringan teh .
Penyaringan bertujuan untuk
mengambil sarinya (air rebusanya). Agar rasanya tidak terlalu pahit tambahkan satu sendok
madu.
Gambar.7 Proses penyaringan
Metode
pembuatan obat diatas adalah salah satu cara efektif dalam pembuatan obat batuk
kering dengan bahan dasar pare. Metode-metode tersebut termasuk teknik
pembuatan sederhana sehingga masyarakat diharapkan dapat menirunya. Adapun
skema dari metode-metode tersebut :
Gambar 7.
Proses pembuatan obat batuk kering
3.4 Pengujian
Pengujian ini dilakukan untuk menguji seberapa ampuh ramuan obat tradisional
yang terbuat dari buah pare untuk mengobati batuk kering. Maka, penulis ingin
menguji keampuhan obat tradisional ini yang terbuat dari bahan-bahan alami.
Dalam pengujian ini bahan yang digunakan berupa daging pare yang telah
direbus. Air rebusan dari daging pare dicampur dengan satu sendok madu dan
kemudian diminum sehari sekali sampai batuknya sembuh. Madu digunakan untuk
menghilangkan rasa pahit air rebusan (sari) daging pare.
Air rebusan tersebut diujikan kepada orang yang sakit batuk kering. Batuk kering yang sangat berat dapat
menyebabkan suara serak sampai hilang. Batuk kering seringkali dipicu oleh
terhirupnya partikel-partikel makanan, asap, perubahan suhu udara, debu-debu serta
asap rokok. Juga
dapat diakibatkan oleh infeksi virus atau flu yang belum lama terjadi.
Adapun
langkah-langkah pengujian obat tersebut adalah :
a.
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah minum air
rebusan (sari) dari daging pare sehari sekali.
b.
Minum ramuan
obat tersebut sampai batuk kering sembuh.
Langkah ini merupakan cara sederhana
untuk menguji keampuhan khasiat dari ramuan obat buah pare tersebut. Selain
bertujuan untuk menguji khasiat dari ramuan obat tersebut, langkah ini
diharapkan dapat ditiru oleh masyarakat untuk memanfaatkan obat tradisional
dari pare untuk menyembuhkan suatu penyakit.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Manfaat
Pare sebagai Obat Batuk Kering
Gambar. 8
Sari rebusan
pare sebagai obat batuk kering
|
|
Tanaman pare (Momordica charantia L. ) berasal dari kawasan Asia Tropis.
Tanaman satu ini terkenal karena buahnya yang pahit. Justru dibalik rasa
pahitnya itulah pare bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan gizi pada pare cukup
baik. Pare mengandung protein, karbohidrat, mineral dan sedikit lemak, pare kaya akan kalsium, zat besi dan
fosfor. Vitamin yang menonjol terdapat di dalamnya adalah protein, vitamin A, vitamin B dan vitamin C.
Pare
merupakan salah satu alternatif dalam penyembuhan batuk kering , karena pare mengandung mengandung senyawa
lutein dan likopen yang berkhasiat sebagai antibiotik, antivirus, dan
antioksidan. Batuk kering dapat diakibatkan oleh infeksi
virus atau flu yang belum lama terjadi, bakteri, dipicu oleh terhirupnya partikel-partikel
makanan, asap atau uap iritan, perubahan suhu udara, debu-debu, dan asap rokok. Selain
itu, pare juga kaya protein, vitamin A, dan vitamin C yang dapat
menyembuhkan batuk kering.
Karena jika seseorang kekurangan protein, vitamin A, vitamin C dan Seng
(antioksidan) akan memicu seseorang terkena batuk kering.
Tahap
pertama yang dilakukan untuk membuat ramuan obat batuk kering yang terbuat dari
daging pare yaitu mengumpulkan 2 buah pare. Tahap kedua yaitu mencuci pare dan
memisahkan atau mengeluarkan biji pare dari dagingnya. Kemudian daging pare
diiris tipis-tipis. Tahap ketiga daging
pare direbus selama 10-15 menit kedalam 3 gelas air hingga tersisa 1
gelas. Kemudian daging
rebusan pare disaring dan diambil sarinya atau air rebusanya. Tahap terakhir tambahkan satu sendok madu agar
rasanya tidak terlalu pahit. Minum sari atau air rebusan dari daging pare sehari sekali. Hal ini dilakukan selama beberapa hari
sampai batuknya sembuh.
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan oleh penulis obat yang dihasilkan berupa air
atau sari dari daging pare. Dihasilkan air rebusan yang memiliki aroma pahit.
Air rebusan atau sari dari daging pare yang digunakan untuk mengobati batuk
kering ini berwarna kuning pucat.
Waktu Pengujian
|
Hasil
|
Sabtu - Minggu, 28 - 29 Januari 2012
|
Tenggorokan
masih terasa kering dan gatal . Bila batuk
tenggorokan masih terasa sakit, itu menandakan hasil belum terlihat.
|
Senin - Selasa, 30
- 31
Januari 2012
|
Sudah ada sedikit perubahan. Rasa gatal pada tenggorokan masih terasa.
Sedangkan rasa kering di tenggorokan sudah
sedikit tidak terasa lagi. Bila batuk rasa sakit di tenggorokan masih sedikit
terasa sakit.
|
Rabu - Kamis, 1 - 2
Februari 2012
|
Ada perubahan. Rasa gatal pada
tenggorokan sedikit berkurang. Rasa kering pada tengorokan sudah tidak
terasa. Bila batuk rasa sakit di tenggorokan rasa sakit di tenggorokan mulai
tidak terasa.
|
Jumat , 3 Februari 2012
|
Hasil sudah terlihat,
sedikit-sedikit rasa gatal
pada tenggorokan sudah tidak terasa
lagi
dan hilang.
Artinya batuk sembuh.
|
Tabel 4.
Tabel Pengujian
Dari hasil tersebut membuktikan
bahwa ramuan obat dari buah pare memang berkhasiat
dapat menyembuhkan batuk kering. Dalam beberapa hari batuk kering nyatanya
memang sembuh. Obat herbal yang terbuat dari pare ini
tidak mengandung bahan kimia dan juga tidak memiliki efek samping
4.2 Kekurangan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan oleh penulis obat yang dihasilkan berupa air
atau sari dari daging pare memiliki
rasa pahit. Obat herbal dari pare ini tidak bertahan lama
hanya sampai 2 hari. Batuk kering sembuhnya agak lama.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap buah pare dapat penulis
simpulkan sebagai berikut :
1. Buah pare dapat dimanfaatkan sebagai obat batuk
kering.
2. Pare mempunyai kandungan gizi yang berguna bagi
kesehatan tubuh manusia.
3. Dengan adanya alternatif buah pare sebagai obat batuk
kering, ini merupakan obat herbal yang ampuh dan mujarab, juga
lebih aman dan minim efek samping. .
5.2 Saran
1. Perlu
diadakanya penelitian lain untuk meneliti pemanfaatan pare sebagai obat
tradisional yang pengunaanya mudah, murah, praktis,
ampuh dan mujarab untuk menjaga
kesehatan.
2. Sebaiknya
gunakan pare sebagai obat herbal yang aman dan
minim efek samping daripada
menggunakan obat-obat kimia yang memiliki efek samping yang tidak baik, bahkan
berbahaya, terutama untuk anak kecil.
3. Perlu diadakan
penelitian lebih lanjut, agar dapat menggali potensi yang terdapat pada pare,
di bidang kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Setiawan Iwan, Ade . 1933. Pare dan Labu. Jakarta: PT
Penebar Swadaya.
Tusilawati,Berliana.2010. 15 Herbal Paling Ampuh.
Yogyakarta: Aulia Publishing.